Pada posting sebelumnya, saya telah menulis tentang Eragon yang menjadi penunggang yang pertama. dan sekarng, sekarang saya akan menulis tentang naga dari penunggang yang pertama tersebut. yaitu Bid'Daum. mungkin dalam ke-3 buku inheritance cycle pernah nama ini disebutkan. Bid'daum adalah naga yang ditunggangi oleh Eragon yang pertama.
Bid'daum tak diketahui umurnya. yang pasti beberapa puluh tahun lebih muda dari pada Eragon. ia dan eragon adalah penunggang pertama dari para penunggang yang paling pertama. dulu, sebelum adanya penunggang, seperti yang sudah kita ketahui bahwa Elf dan naga bermusuhan bahkan berperang. dan sejarah adanya penunggang dimulai.
telur Bid'daum ditemukan oleh eragon muda ditengah hiutan tanpa ada yang memiliki. orang tua dari telur tersebut telah dibunuh dalam peperangan naga. dan akhirnya, Eragon muda merawat telur trsebut dan menetas dan terus tumbuh menjadi naga yang kuat bernama Bid'daum. singkat cerita, mereka berdua membawa perdamaian antara naga dan Elf.
dan lahirlah zaman penunggang naga. dan untuk memelihara perdamaian antara naga dan Elf, maka diadakanya Rider's order atau sumpah penunggang. naga dan Elf membuat perjanjian dan sumpah dan membuat ikatan penunggang. tapi saat perjanjian itu berlangsung, para manusia datang ke Alagaesia dan manusia ikut dalam perjanjian tersebut.
hanya manusia dan Elf saja yang mengikuti perjanjian tersebut. para kurcaci tidak mengikutinya karena mereka termasuk pihak luar dan urgal tidak setuju karena mereka lebih menyukai peperangan. karena itu dalam sepanjang sejarah Alagaesia, tidak diketemukan penunggang kurcaci dan penunggang Urgal.
secara fisik, Bid'daum berwarna putih diseluruh sisiknya. begitu pula warna matanya. dan dia adalah naga jantan. besarnya mungkin sama dengan Glaedr. dan ada fakta bahwa Bid'daum memiliki warna sisik putih. dulu, Saat Paolini menulis tentang naga, ia membuat semua naga memiliki warna sisik yang sama yaitu putih dan tidak memiliki nama. namun kemudian cerita berkembang dan membuat Bid'daum memiliki warna sisik yang putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar